Hope?

Teruntuk, lelaki yang saya genggam dalam doa.
Ini bukan surat cinta, ingat ini bukan surat cinta ya. Ini hanya aksara yang berusaha saya rangkai menjadi bait-bait hati yang harus pulang kepada pemiliknya. Sebelumnya maaf jika perempuan ini memanggilmu semaunya.

Lelakiku,
Kita begitu dekat tapi kenapa untuk sekedar bertemu rasanya penuh sekat? Katamu rayu saja tuhan kita, maka semua akan terasa dekat dan mudah. Jalani dan ikuti saja takdir yang ada, kita berusaha tetapi tidak memaksa.

Lelakiku,
Beritahu bagaimana caranya agar saya bisa sepertimu juga; kuat untuk bisa bertahan diam dan biasa saja walau sebenarnya inginmu juga tak kalah hebat. Beritahu saya bagaimana caranya mampu tak bersuara meski kadang rindumu berteriak nyalang memekakkan isi kepala. Beritahu saya bagaimana untuk tetap tenang walau sebenarnya debar dada resah menunggu perihal bagaimana akhir berbicara. Tolong beritahu perempuan ini.

Maaf, jika perempuan ini kerap mengganggu dan merepotkanmu. Perempuan yang tidak pandai menyembunyikan rindu, pun perempuan yang tak tahu caranya berhenti jatuh hati padamu. Jika diberi kesempatan memilih perihal kepada siapa akhirnya hati perempuan ini jatuh, tetap kamu yang akan menjadi pilihan. Entah sejak kapan, namun yang pasti mencintaimu begitu mudah perempuan ini lakukan.

Lelakiku,
Semoga menunggu bukan menjadi hal yang sia-sia, semoga doa pun harapan yang sedang kamu dan saya langitkan menjadi satu akhir yang membawa kita menuju kebaik-baikan saja.

Komentar