1. Analisis Psikologi Karya
Cerpen yang berjudul Senyumlah Pada Bumi karangan
Sutarji ini sangat cocok dikaji menggunakan pendekatan psikologi sastra, karena
banyaknya konflik yang berkaitan dengan psikologi setiap tokoh dalam cerpen,
psikologi yang paling tampak jelas pada tokoh utama si Aku.
Cerpen ini menceritakan tentang kebangkrutan
sebuah perusahaan, tokoh aku memutuskan untuk berhenti bekerja, karena tokoh
aku tidak melihat senyuman di wajah orang-orang yang berada di kantor atau
perusahaan tersebut. Mereka hanya
bisa bersedih karena terlilit hutang, dan tak mampu berbuat apa-apa. Hanya wajah
yang muram dan kusam yang mampu di perlihatkan, yang menandakan terjadinya
permasalahan yang amat rumit untuk diselesaikan. Meskipun begitu, kakek selalu
mengatakan, “ hidup haruslah tersenyum”.
Dengan
tersenyum segala kemelut dan pergulatan kehidupan dapat dijalani dengan baik.
Sewaktu kakek masih muda, ia melihat semua orang tersenyum, entah itu senyuman
kebohongan atau senyuman ketulusan. Tapi yang pasti bahwa orang tersenyum,
hanya untuk mengaharapkan sebuah imbalan. Meskipun begitu, kakek tetap
tersenyum dan berpikir positif terhadap orang yang melemparkan senyuman.
Dalam cerpen Senyumlah Pada Bumi ini
terkandung banyak pesan moral, seperti pada kutipan: “Sulitnya manusia, mereka payah senyum. Mereka hidup mengernyitkan
kening kepada angan-angan, mimpi, keringat, dan entah apa saja. Itulah sebabnya
mereka tidak sering senyum. Dan kalaupun mereka tersenyum, mereka tersenyum
pada sesuatu yang tak lagi memerlukan senyum” dapat dimaknai, seorang yang
selalu tersenyum, meskipun masalah yang datang kepadanya silih berganti
menghampirinya, orang yang tegar tersebut tentunya telah mngerti akan kerasnya
kehidupan. Sebaliknya, seseorang yang selalu mengerinyitkan kening kepada
angan-angan, mimpi serta keringatnya merupakan merupakan sifat seseorang yang
selalu pasrah dan pesimis dalam kehidupan ini. Manusia selalu menginginkan hal
yang sempurna, jika tidak maka senyuman itu tidak ada lagi. Jarang sekali
manusia dalam mengalami kesulitan akan selalu tersenyum dan tegar. Manusia yang
selalu meremehkan sesuatu hal dapat menjadikan mereka orang-orang yang tidak
bisa menghargai sebuah usaha, setiap tetes keringat yang di keluarkan sia-sia
tentu tidak akan meghasilkan sebuah hasil yang maksimal.
2. Analisis Psikologi Pengarang
Jika dilihat dari biografi pengarang cerpen
yang berjudul Senyumlah Pada Bumi ini, Sutardji Calzoum Bachri tampak ingin
memperlihatkan sesuatu yang besar yang tersembunyi dibalik sebuah senyuman. Di mana pada
dasarnya senyum adalah ungkapan rasa senang ataupun bahagia yang ada dalam diri seseorang
karena sesuatu. Senyum karena ada hal lucu, senyum karena ada hal yang membuat dia tertarik dan senang akan hal tersebut, ataupun senyum karena untuk menutupi
sesuatu yang terjadi padanya. Seseorang akan
sulit untuk senyum jika dalam kondisi tertekan, susah, merasakan sakit yg
sangat dan merasa tidak percaya diri, tapi juga bisa senyum dijadikan topeng
untuk menutupi ketidak PD-annya.
Sutardji juga ingin memperlihatkan suatu kebebasan
dalam cerpen tersebut, di mana beliau tidak hanya membatasi cerita pada satu
konsep saja. Seperti yang pernah beliau katakan “Dalam Puisi saya, saya
bebaskan kata-kata dari tradisi lapuk yang membelenggunya seperti kamus dan
penjajahan seperti moral kata yang dibebankan masyarakat pada kata tertentu
dengan dianggap kotor serta penjajahan gramatika. Bila kata dibebaskan, kreativitas pun dimungkinkan. Karena
kata-kata menciptakan dirinya sendiri, bermain dengan dirinya sendiri, dan
menentukan kemauan dirinya sendiri. Pendadakan kreatif bisa timbul, karena kata
yang biasanya dianggap berfungsi sebagai penyalur pengertian tiba-tiba karena
kebebasannya bisa menyungsang terhadap fungsinya. Maka timbullah hal-hal yang
tidak terduga sebelumnya, yang kreatif.” Itulah yang diungkapkan Sutardji
Calzoum Bahri pada dalam kredo puisinya yang terkenal pada tanggal 30 Maret
1973.
Kekontemporeran karya Sutardji Calzoum Bachri
semakin dipertegas dengan perkataanya selanjutnya, yaitu, “dalam Puisi saya,
kata-kata, saya biarkan bebas dalam gairahnya karena telah menemukan kebebasan,
kata-kata meloncat-loncat dan menari-nari diatas kertas, mabuk dan menelanjangi
dirinya sendiri, mundar-mandir dan berkali-kali menunjukkan muka dan
belakangnya yang mungkin sama atau tak sama, membelah dirinya dengan bebas,
menyatukan dirinya sendiri dengan yang lain untuk memperkuat dirinya, membalik
dan menyungsangkan dirinya sendiri dengan bebas, saling bertentangan satu sama
lainnya karena mereka bebas berbuat semaunya atau bila perlu membunuh dirinya
sendiri untuk menunjukkan dirinya menolak dan berontak terhadap pengertian yang
dibebankan kepadanya.”
3. Analisis Psikologi Pembaca
Menurut
pandangan penulis, cerpen karya Sutardji Colzoum Bachri yang berjudul
“Senyumlah pada Bumi” ini termasuk karya sastra yang berkualitas. Mengapa
demikian? Karena cerpen ini memiliki banyak tafsiran dalam penulisannya.
Pemilihan diksi/ kata yang digunakan begitu apik dan indah. Setiap kata, frasa,
klausa dan kalimatnya tidak bisa ditafsirkan dalam satu arah.
Selain
itu, pesan yang disampaikan kepada pembaca juga sangat berkualitas. Pesannya
ialah betapa pentingnya tersenyum dalam keadaan apapun. Bagaimanapun sakit dan
perihnya kehidupan ini, selalu dijalani dengan iklas. Keiklasan itu ditandai
dengan selalu tersenyum, tersenyum dan tersenyum. Alasan-alasam itulah
yang menjadikan karya Sutardji Colzoum Bachri menjadi salah satu karya yang
patut di perhitungkan dalam dunia sastra ini.
Komentar
Posting Komentar