Menyerah; Pesan yang Tak Pernah Saya Katakan Sendiri.


Kepada seseorang yang pernah begitu memberi warna dalam hidup saya. Seseorang yang meski berulang kali pergi, kembalinya akan saya terima dengan senang hati. Seseorang yang memiliki mata paling lentik, dan senyum menenangkan favorit ketika lelah. Kehadiran kamu sempat menggenapkan, meski pada akhirnya ganjil menjadi pilihan. Saya senang menemani kamu makan, karena dengan begitu saya bisa memperhatikan kamu lebih dekat. Saya juga senang mendengar suara kamu di telpon, karena meskipun kerap membuat saya kesal, pada akhirnya kamu akan tetap mampu membuat saya tersenyum. Ada kebahagiaan yang tidak bisa saya definisikan dalam kedekatan ini.
Saya tahu bahwa saya hanya salah satu, bukan satu-satunya. Saya juga tahu kamu belum mampu melupakan dia, saya tahu bagaimana luapan rasa yang kamu punya kepadanya. Saya kerap takut kamu akan pergi jika tahu tentang perasaan saya, tapi kini ketakutan itu menjelma nyata bahkan sebelum kamu sempat tahu perasaan saya yang sebenarnya. 
Saya minta maaf jika saya lancang, karena pernah berpikir kamu akan merasakan hal yang sama. Saya juga minta maaf jika saya tidak tahu diri, karena berusaha menggantikan posisi dia dalam hidup kamu. Maaf kali ini saya menyerah atas kamu, karena saya tahu tidak akan pernah ada kita dalam kisah selanjutnya. Terima kasih atas kesediaan kamu menghabiskan waktu bersama saya, dan terima kasih untuk ruang yang pernah kamu biarkan ada saya didalamnya. Meski saya sendiri tahu bahwa kamu melalui semuanya tanpa rasa yang sama seperti yang saya rasakan, sekali lagi terima kasih untuk tiap jejak yang tertinggal. Terima kasih pernah ada meski hanya menjadi rahasia, saya menyerah.

Saya menyerah karena sia-sia saya menunggu kamu yang bahkan sadar ada saya disini saja tidak. Saya menyerah karena disini ada seseorang yang sedang memperjuangkan saya, meski sedari dulu kerap saya abaikan. Saya menyerah karena saya juga sedang berusaha membuka hati saya untuk dia, dia bukan orang baru yang masuk kedalam hidup saya, dia hanya orang lama yang masih berusaha untuk terus memperjuangkan saya. Sebab sekarang saya sadar ada seseorang yang menyayangi saya lebih dari dia menyayangi dirinya sendiri, seseorang yang tidak pernah menyerah untuk terus berusaha, meski kerap saya abaikan. Seseorang yang tidak pernah ingin melihat saya sedih karena hal-hal yang tidak perlu, seseorang yang tidak pernah ingin saya kehilangan waktu percuma untuk menunggu hal yang sia-sia, meski pada kenyataannya yang dia lakukan hingga detik ini mungkin saja sebuah kesia-siaan.
Kemungkinan itu mungkin saja terjadi, tetapi saya akan berusaha semampu saya membuka hati untuk tidak mengecewakannya, saya pernah membuatnya kecewa tetapi saya pastikan tidak untuk kali ini. Karena saya hanya butuh terbiasa dengan dia untuk bisa melalui semuanya bersama dia, saya juga perlu dia untuk terus percaya bahwa saya akan mampu melawan semua ketakutan-ketakutan saya akan hal apa yang akan terjadi pada hari mendatang, saya pun butuh dia untuk terus ada disamping saya mempercayai semua hal akan baik-baik saja. Dan saya harap kamu tidak perlu datang lagi.

Pekanbaru (00:20 WIB)

Komentar